Hari terlahir sepi.......
Tanpa syair, tanpa bunyi, tak satupun menari
Semua sepi, semua sunyi, seolah tak ada seni
Kecuali hati........
Di sudut mentari ..........
Sebuah takdir telah terjadi, mengantar seorang nasib
Tuk pijaki bumi, tuk sebrangi samudera api tanpa angin yang menemani
Hanyalah termenung ditemani pagi, yang tak pernah benci.....
Pagi pun pergi dan tak pernah kembali
Sang nasib pun mulai bermimpi, tuk bisa merubah arti
Namun sayang........ semua telah pergi, semua telah kembali
Kepada masing masing kaki
Pernah ada mimpi sang nasib
Tuk bisa miliki hati, tuk bisa sayangi hati, tuk bisa raih mimpi
Namun apakah ia berarti tuk hati.....???
Tak ada yang mengerti, semuanya terserah pada takdir!!
Hari pun selamanya pergi dan gak akan pernah kembali
Sang nasib pun harus pergi
Meninggalkan mimpi, meniggalkan hati, tanpa harus benci
Dan semuanya pergi untuk jalani hari lain....
Namun ada rasa yang blum sempat terungkap oleh sang nasib
Tak seorangpun yang tahu dan mengerti
Padahal hanyalah sebuah kata hati
Tentang janji sehidup semati.......!!
Ini bukan syair, ini bukan seni, ini bukan puisi...
Namun hanyalah kata hati sang nasib yang dibelai sepi
Sampai diujung hari......!!!!!!
Jumat, 28 Agustus 2009
Bukan Puisi
Diposting oleh sang karya di 22.53
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar